Berdasarkan survei terbaru dari Indeed, hampir setengah (49%) pencari kerja dari generasi Z yang memiliki gelar sarjana merasa bahwa nilai pendidikan mereka menurun seiring dengan berkembangnya kecerdasan buatan (AI) di dunia kerja. Banyak dari mereka merasa bahwa kehadiran AI membuat keterampilan dan latar belakang pendidikan mereka menjadi kurang relevan.
Fenomena ini diperkuat oleh kecenderungan perusahaan yang kini tidak lagi terlalu menekankan syarat minimal pendidikan sarjana. Penelitian terdahulu dari Hiring Lab menyebutkan bahwa teknologi generative AI (GenAI) berpotensi menggantikan hingga 55 juta pekerjaan di Amerika Serikat, termasuk di bidang pengetahuan, teknologi, IT, layanan pelanggan, desain, dan dokumentasi.
Meskipun begitu, Linsey Fagan, penasihat strategi talenta senior di Indeed, menekankan pentingnya adaptasi baik di level individu maupun organisasi. Ia menyarankan agar semua karyawan memahami dasar-dasar AI dan perannya dalam perusahaan, serta pentingnya keterlibatan para pemimpin dalam mendukung transisi ini.
Fagan menambahkan bahwa perubahan ini berdampak luas, tidak hanya pada metode kerja tetapi juga pada jenis pekerjaan yang tersedia, cara seseorang dibayar, dan proses rekrutmen. Di sisi lain, kehadiran AI juga membuka peluang untuk munculnya jenis pekerjaan baru, khususnya di sektor teknologi.